Alkisah di Sebuah Lembah

Alkisah hiduplah sebuah suku bernama davitus di sebuah lembah yang tentram. Nyaman dengan kemakmuran dan kesuburannya, suku davitus tidak ingin berlelah-lelah untuk melihat keadaan luar, waktu demi waktu dilewati dengan hanya berdiam diri di lembah yang melenakan tersebut. Pikiran mereka kompak, “buat apa capek-capek keluar kalau semua yang kita butuhkan ada disini.” Namun. setelah tiga generasi, sesuatu hal terjadi yang membuat mereka harus keluar dari lembah tersebut.

landscapes-valley-rivers-katun-3072x2304-wallpaper_www-wallpaperhi-com_80

Kebakaran hebat terjadi, pohon-pohon terbakar, hewan-hewan berlarian kesana kemari, dan gubuk-gubuk luluh lantak, tidak ada jalan lain, suku davitus harus meninggalkan lembah tersebut. Dengan ini resmilah sudah perjalanan suku davitus di dunia luar yang dapat melenakan sekaligus mengubur secara perlahan.

Setelah beberapa waktu terombang-ambing tanpa arah tujuan yang jelas, suku davitus bertemu dengan suku dominus, yang ternyata telah memiliki pengalaman yang serupa dengan mereka, bedanya dengan suku davitus dan dominus, terletak pada waktu, suku daminus telah berada di dunia baru ini selama dua musim.

Suku dominus memberitahu suku davitus bahwa di Dunia yang baru ini, mereka harus merubah pola pikir, harus bisa bekerja lebih mandiri bukan individualis, inisiatif dalam segala hal, dan berpikir lebih luas lagi dalam artian bukan hanya memikirkan tentang suku mereka, namun tentang kepentingan seluruh suku yang ada di daerah tersebut.

Suku davitus diajak untuk berpikir lebih luas, mereka diajak berkeliling dan bercengkrama dengan suku-suku yang ada untuk melihat realitas yang ada. Ternyata terdapat lebih banyak suku yang lebih patut terbantu ketimbang mereka. Pikiran mereka terbuka, ternyata hidup ini bukan tentang mereka, bukan tentang bagaimana bisa memakmurkan suku mereka sendiri, bukan tentang duduk diam menanti sebagai pemerhati, dan bukan pula hanya sebagai pemberi opini basi. Mereka harus bergerak dan mulai menorehkan cerita emasnya di Dunia yang baru ini, agar ketika suku mereka kelak telah tiada, dongeng-dongeng kehidupan mereka akan tetap hidup abadi, menjadi cerita yang diceritakan dari generasi ke generasi.

Diakhir sesi, suku dominus meanugrahkan sebuah nama yang bukan sekedar nama, namun juga mempresentasikan arti keberadaan suku davitus dari mulai saat itu, hingga beberapa waktu kedepan. Nama tersebut adalah Mahadavitus.

 

Firman Ramadhani

(Cimahi)

 

*Sumber gambar (www.wallpaperhi.com)

Leave a comment